Ketika membaca sebuah hasil survei di http://jpnn.com, ternyata mayoritas remaja sekarang sudah jauh dari kehidupan yang lebih mengutamakan sendi-sendi dan ajaran agama.
Inilah berita selengkapnya yang dikutip dari http://www.jpnn.com
JAKARTA - Perilaku seks pranikah pada usia 15 tahun sampai 25 tahun cukup mengkhawatirkan. DKT (Darmendra Kumar Tiagi) Indonesia melansir hasil survey jika 462 dari 663 responden (69,6 %) mengaku pernah berhubungan seks pranikah di usia 19 tahun. Celakanya, yang membuat paling menyesal setelah berhubungan seks adalah takut hamil (38 %), bukan takut dosa (4 %).
Sexual Psychologist dari Universitas Indonesia Zoya Amirin menjelaskan, dengan gambaran tadi peran orang tua cukup penting untuk menjaga kesehatan seksual anak-anak. Terutama ketika anak menginjak dewasa.
Para orang tua, tegas Zoya, harus bertindak bijak ketika sang anak mulai bertanya yang aneh-aneh soal seks. Misalnya, anak cowok bertanya kenapa kok setiap pagi penisnya selalu berdiri, atau anak cewek menanyakan tentang haid. "Sayangnya, banyak kasus para orang tua salah menyikapi jika anak-anak mulai bertanya tentang seks," tukas Zoya.
Dia menuturkan, kesalahan orang tua yang paling fatal adalah cepat menuduh telah berhubungan intim ketika si anak bertanya tentang seks. "Ayo kamu sudah berhubungan seks ya. Atau kamu mau berhubungan seks, kok tanya-tanya itu," tutur Zoya. Seharusnya, orang tua ketika menerima pertanyaan tentang seks dari anak-anaknya, harus menjelaskan secara jelas dan lugas.
Menurutnya, pendidikan yang ada di sekolah baik itu yang berkaitan dengan ilmu biologi atau keagamaan sudah kurang kuat lagi untuk membendung potensi hubungan seks pranikah. Terbukti dengan bentuk penyesalan setelah berhubungan yang tertinggi bukan karena takut dosa.
Tetapi penyesalan muncul karena takut hamil. Ketika beberapa waktu setelah hubungan tidak hamil, hubungan seks pranikah berpeluang diulangi lagi.
Pesan Zoya kepada orang tua untuk mengedukasi anak-anaknya diantaranya adalah, mewanti-wanti kepada anak laki-laki yang sudah mimpi basah. Wejangan bisa berbentuk himbauan jika anak laki-laki yang sudah mimpi basah itu bisa menghamili anak perempuan.
Sebaliknya, untuk anak perempuan yang sudah haid, juga harus diberi wejangan. Di antaranya, jika tidak hati-hati dalam bergaul, karena bisa dihamili teman laki-laki.
Zoya juga menjelaskan, orang tua juga harus sadar jika kecenderungan anak-anak lebih terbuka tentang pengalaman atau perilaku seks saat ini sudah bergeser ke teman-teman dekat. Jadi, orang tua harus pintar-pintar mengamati teman-teman bergaul anak-anak mereka.
Paparan hasil survey yang mengejutkan lainnya adalah, tempat-tempat yang disukai ketika berhubungan seks pranikah. Sr Brand Manager Sutra & Fiesta Condoms Pierre Frederick menuturkan, hasil survey yang dikebut di Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Bali ini bisa merangking tempat-tempat paling disukai untuk eksekusi seks pranikah.
Tempat yang paling menjadi unggulan adalah rumah kos atau asrama (33 %). Selanjutnya disusul hotel atau motel (28 %), di rumah perempuan (24 %), dan di rumah laki-laki (12 %). "Rumah cukup dominan karena ini adalah habitat anak-anak," tutur Pierre. Anak-anak atau remaja pasti tahu waktu-waktu rumah dalam kondisi lengang.
Temuan berikutnya adalah, lokasi-lokasi ekstrim yang dijadikan idola untuk berhubungan seks pranikah. Diantaranya adalah, kuburan cina, tangga apartemen, bangunan tua, kursi motor, kampus, warnet, gudang, pinggir jalan gerbang tol, dan di atas mesin cuci. Selanjutnya juga di pinggir sungai, tempat karaoke, di gudang, atau di pinggir tanah lapang.
Pierre menuturkan, DKT Indononesia selaku organisasi yang membuat produk kondom Sutra dan Fiesta serta alat kontrasepsi Andalan bukan berarti mendukung perilaku seks pranikah. Tetapi, katanya, DKT Indonesia fokus pada gerakan edukasi masyarakat supaya bisa terhindar dari penularan HIV-AIDS atau penyakit menular seksual lainnya melalui penggunaan kondom. (wan)
Sexual Psychologist dari Universitas Indonesia Zoya Amirin menjelaskan, dengan gambaran tadi peran orang tua cukup penting untuk menjaga kesehatan seksual anak-anak. Terutama ketika anak menginjak dewasa.
Para orang tua, tegas Zoya, harus bertindak bijak ketika sang anak mulai bertanya yang aneh-aneh soal seks. Misalnya, anak cowok bertanya kenapa kok setiap pagi penisnya selalu berdiri, atau anak cewek menanyakan tentang haid. "Sayangnya, banyak kasus para orang tua salah menyikapi jika anak-anak mulai bertanya tentang seks," tukas Zoya.
Dia menuturkan, kesalahan orang tua yang paling fatal adalah cepat menuduh telah berhubungan intim ketika si anak bertanya tentang seks. "Ayo kamu sudah berhubungan seks ya. Atau kamu mau berhubungan seks, kok tanya-tanya itu," tutur Zoya. Seharusnya, orang tua ketika menerima pertanyaan tentang seks dari anak-anaknya, harus menjelaskan secara jelas dan lugas.
Menurutnya, pendidikan yang ada di sekolah baik itu yang berkaitan dengan ilmu biologi atau keagamaan sudah kurang kuat lagi untuk membendung potensi hubungan seks pranikah. Terbukti dengan bentuk penyesalan setelah berhubungan yang tertinggi bukan karena takut dosa.
Tetapi penyesalan muncul karena takut hamil. Ketika beberapa waktu setelah hubungan tidak hamil, hubungan seks pranikah berpeluang diulangi lagi.
Pesan Zoya kepada orang tua untuk mengedukasi anak-anaknya diantaranya adalah, mewanti-wanti kepada anak laki-laki yang sudah mimpi basah. Wejangan bisa berbentuk himbauan jika anak laki-laki yang sudah mimpi basah itu bisa menghamili anak perempuan.
Sebaliknya, untuk anak perempuan yang sudah haid, juga harus diberi wejangan. Di antaranya, jika tidak hati-hati dalam bergaul, karena bisa dihamili teman laki-laki.
Zoya juga menjelaskan, orang tua juga harus sadar jika kecenderungan anak-anak lebih terbuka tentang pengalaman atau perilaku seks saat ini sudah bergeser ke teman-teman dekat. Jadi, orang tua harus pintar-pintar mengamati teman-teman bergaul anak-anak mereka.
Paparan hasil survey yang mengejutkan lainnya adalah, tempat-tempat yang disukai ketika berhubungan seks pranikah. Sr Brand Manager Sutra & Fiesta Condoms Pierre Frederick menuturkan, hasil survey yang dikebut di Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Bali ini bisa merangking tempat-tempat paling disukai untuk eksekusi seks pranikah.
Tempat yang paling menjadi unggulan adalah rumah kos atau asrama (33 %). Selanjutnya disusul hotel atau motel (28 %), di rumah perempuan (24 %), dan di rumah laki-laki (12 %). "Rumah cukup dominan karena ini adalah habitat anak-anak," tutur Pierre. Anak-anak atau remaja pasti tahu waktu-waktu rumah dalam kondisi lengang.
Temuan berikutnya adalah, lokasi-lokasi ekstrim yang dijadikan idola untuk berhubungan seks pranikah. Diantaranya adalah, kuburan cina, tangga apartemen, bangunan tua, kursi motor, kampus, warnet, gudang, pinggir jalan gerbang tol, dan di atas mesin cuci. Selanjutnya juga di pinggir sungai, tempat karaoke, di gudang, atau di pinggir tanah lapang.
Pierre menuturkan, DKT Indononesia selaku organisasi yang membuat produk kondom Sutra dan Fiesta serta alat kontrasepsi Andalan bukan berarti mendukung perilaku seks pranikah. Tetapi, katanya, DKT Indonesia fokus pada gerakan edukasi masyarakat supaya bisa terhindar dari penularan HIV-AIDS atau penyakit menular seksual lainnya melalui penggunaan kondom. (wan)
0 komentar:
Posting Komentar
Jika tidak mempunyai account,
pada comment as silahkan pilih Anonymous
Mohon dengan bahasa yang sopan.
Terima Kasih.